Senin, 11 Mei 2009

Semangat Usaha Ormas Islam Turun


JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengakui saat ini ormas Islam mengalami degradasi semangat kewirausahaan. Pernyataan itu sekaligus membenarkan pernyataan Menteri Agama (Menag), Maftuh Basyuni, yang disampaikan pada semiloka ''Pemberdayaan Ormas Keagamaan dalam Kehidupan Sosial-Ekonomi'' di Jakarta, Kamis (7/5) lalu. "Saya kira itu ada benarnya, walaupun ada tidak benarnya," tandas Din kepada Republika , Ahad (10/5).

Din mengatakan, ormas Islam harus mengakui bahwa semangat kewirausahaan saat ini mengalami penurunan dibandingkan masa lalu. Dulu, katanya, sentra bisnis dan industri banyak terdapat di kota-kota yang dikelola ormas Islam. "Saat itu, para pengusaha santri mengalami masa kejayaan. Misalnya, industri batik, manufaktur, dan perkebunan," ungkapnya.

Tapi, dia melihat, sejak beberapa dasawarsa terakhir, semangat itu mulai menurun dan melemah, kalah dibandingkan dengan pihak lain. Saat ini, kata Din, banyak bermunculan konglomerasi atau pengusaha besar, multicorporate atau pengusaha raksasa. "Kenyataannya mereka merobohkan kedai kami," ujarnya.

Hal tersebut, menurut Din, bukan berarti semangat kewirausahaan ormas dan umat Islam hilang sama sekali. Di dalam keterpurukan dan persaingan besar, etos usaha masih ada. "Masih ada umat Islam yang menyelenggarakan kegiatan niaga, walaupun menengah, seperti usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang mayoritas dikelola umat Islam, yakni kaum santri. Selain itu, kata Din, ormas Islam juga mendirikan ratusan usaha mikro, seperti Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Din menjelaskan, menurunnya semangat kewirausahaan ormas Islam dan umat Islam disebabkan oleh faktor eksternal, yakni globalisasi. Menurut Din, pemerintah terlalu membuka pintu bagi kapitalisme global yang menyebabkan munculnya konglomerasi yang kurang berpihak pada UMKM. Itulah yang membuat kewirausahaan ormas Islam dan umat Islam makin terpuruk.

Menurut Din, Departemen Agama (Depag) yang berfungsi melakukan dan membuat bimbingan kewirausahaan, tapi pada kenyataan kurang, bahkan hampir tidak berbuat apa-apa. "Kami yang mempertahankan gempuran liberalisme dan kapitalisme," katanya. Dia mengatakan. Lajnah Perekonomian NU dan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah pernah melaksanakan kerja sama dalam menyelenggarakan pembinaan dan pemberdayaan usaha mikro. Namun, semua itu tdak berjalan baik karena kurangnya dukungan perbankan nasional,. "Pemerintah tidak serius dengan bantuannya," katanya.

Keliru
Dihubungi terpisah, Prof Azyumardi Azra, menilai pernyaaan bahwa semangat kewirausahaan ormas-ormas Islam yang mengalami degradasi tidak sepenuhnya benar, bahkan keliru. Pasalnya, ormas Islam seperti NU dan Muhammadiyah masih melakukan sejumlah usaha. "Ya, mungkin tidak sepenuhnya benar, ormas Islam tidak seperti itu. NU dan Muhammadiyah masih punya unit usaha, amal usaha, rumah sakit yang mendatangkan pemasukan," kata intelektual Muslim itu.

Azyumardi mengatakan, ormas Islam tidak murni melakukan bisnis seperti perusahaan. Jika ingin berbisnis, itu dilakukan oleh pengusaha Muslim. "Ormas Islam memang tidak bertujuan bisnis, tapi kalau unit usaha mereka yang menangani masalah ekonomi, itu banyak," tuturnya.

Peran ormas Islam, kata dia, menyantuni fakir miskin dan dakwah selain di bidangnya mereka menunjukkan kemajuan. Ormas Islam didirikan bukan untuk bidang ekonomi. Mereka memiliki fungsi dalam bidang dakwah dan membantu sesama Muslim. Itu juga mendatangkan manfaat ekonomi. Tidak bisa dikatakan mengalami degradasi. Ormas Islam justru mengalami peningkatan masalah penyejahteraan rakyat, misalnya, zakat, infak, shadaqah (ZIS). "Perolehannya meningkat dari tahun ke tahun," katanya.

Dia membantah pernyataan yang mengatakan ormas Islam telah terjebak pada bidang politik praktis dan kurang memperhatikan aspek ekonomi. "Pemilu tahun 2009 ini, tidak ada tokoh NU atau Muhammadiyah yang terlibat. Ini merupakan asumsi yang keliru terhadap ormas Islam," katanya she.

Tidak ada komentar: