Selasa, 17 Maret 2009

Muhammadiyah Siap Kelola Panti Aus$ 3,5 Juta di Aceh


Nograhany Widhi K - detikNews
Jakarta - Muhammadiyah siap mengelola panti asuhan yang didirikan LSM Australia Youth Off The Street senilai Aus$ 3,5 juta di Aceh. Tugasnya untuk memberdayakan anak korban tsunami.

"Ini pusat pelayanan anak korban tsunami, saat ini menampung 80 anak yang akan dibiayai sampai lulus SMA," ujar salah satu Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Sudibyo Markus di rumah dinas Duta Besar Australia Bill Farmer, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/3/2009) malam.

Menurutnya, panti asuhan yang didirikan di atas lahan 2 hektar di Desa Sibreh, Kabupaten Aceh Besar itu terdiri dari 10 cottage plus masjid. Biaya pembangunan dan beasiswa ditanggung oleh Youth Off The Street yang didirikan Pastur Chris Riley.

"Mereka membiayai selama 5 tahun sampai tahun 2010. Mereka membantu pembangunan fisik, dan memberikan beasiswa. Setelah itu pengelolaannya diberikan ke Muhammadiyah," jelas dia.

Serah terima dan peresmian panti asuhan itu sudah digelar di Aceh, Minggu 15 Maret 2009 bersama Dubes Australia Bill Farmer dan Wakil Gubernur Aceh M Nazar.

Sementara Minister Counsellor dan Senior`Representative AusAid, Ketua Proyek AusAID Blair Exell mengatakan total bantuan pemerintah Australia untuk rekonstruksi Aceh dan Nias adalah Aus$ 250 juta. Dan bantuan rakyat Australia yang diadakan LSM sebesar Aus$ 350 juta.

"Kita bangun terutama infrastruktur seperti rumah sakit, sekolah, pemberian 600 beasiswa kepada murid sekolah, perawat, dokter, guru di Aceh dan Nias. Juga pemberdayaan masyarakat terutama aquaculture, terpenting lagi adalah pemetaan lahan," jelas Exell.

Bantuan pemerintah dan rakyat Australia itu, imbuh Exell, menunjukkan betapa tidak ada dendam antara Australia dan Indonesia pasca Bom Bali I tahun 2002. Buktinya, rakyat Australia serta merta memobilisir bantuan untuk korban tsunami Aceh yang terjadi tahun 2004.

"Yang penting bukan nilai uangnya, apa yang penting adalah lebih dari sekedar nilai uang. Kerjasama untuk saling membantu. Ini adalah bantuan tulus dari rakyat Australia. Rakyat Australia tidak dendam pasca Bom Bali I. Dan Indonesia pun membantu US$ 1 juta ketika Australia dilanda kebakaran hebat. Bantuan yang berarti di saat Australia kritis," papar Exell. (nwk/mok)

Tidak ada komentar: