Sabtu, 07 Maret 2009

TANWIR MUHAMMADIYAH TAHUN 2009



A Rosyad Sholeh

Melaksanakan amanat Anggaran Dasar Muhammadiyah, pada tahun 2009 ini, tepatnya tanggal 5 - 8 Maret 2009, Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan menyelenggarakan Sidang Tanwir tahun 2009, bertempat di kota Bandar Lampung. Tanwir tahun 2009 ini merupakan Tanwir kedua pada periode sekarang ini, dan Tanwir jelang Muktamar ke-46 yang akan dilangsungkan di Yogyakarta pada pertengahan tahun 2010 mendatang. Karenanya dapat dipahami kalau Tanwir Tahun 2009 ini mempunyai arti yang sangat penting dan strategis bagi perjalanan Persyarikatan. Melalui Tanwir ini, selain dapat dilakukan evaluasi terhadap perjalanan Muhammadiyah selama 1 tahun setelah Tanwir pertama yang lalu, juga dapat dilakukan evaluasi pula terhadap persiapan penyelenggaraan Muktamar ke-46 yang tinggal satu setengah tahun lagi itu. Di samping itu, Tanwir yang merupakan permusyawaratan di bawah Muktamar, yang dihadiri oleh seluruh anggota Pimpinan Pusat beserta Wakil Majelis, Lembaga dan Ortom Tingkat Pusat, Ketua Pimpinan Wilayah dan Wakil Wilayah dari seluruh Indonesia itu, rasanya juga tepat dijadikan sebagai forum untuk membahas permasalahan dan tantangan yang tengah dihadapi bangsa ini serta peran apa yang harus dilakukan oleh Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah dan Tajdid dalam ikut mengatasi permasalahan dan tantangan tersebut.
Bangsa Indonesia saat ini, -sebagaimana dilukiskan dalam pokok pikiran yang mendasari diselenggarakannya Tanwir tahun ini- masih menghadapi krisis multidimensi. Di antara krisis yang melanda bangsa ini, selain di bidang ekonomi, ialah krisis moral dan spiritual serta disorientasi (ketidakjelasan dan salah arah) visi kebangsaan dalam berbagai aspek kehidupan. Krisis orientasi nilai dan visi kebangsaan tersebut dapat ditunjukkan dalam sejumlah kasus seperti maraknya politik uang dan skandal di dunia politik, kian terbukanya orientasi kekuasaan para elit dan melemahnya kepekaan mereka dalam menghadapi problema bangsa, terbongkarnya berbagai kasus korupsi di birokrasi dan lembaga pemerintahan, kekerasan dalam menyelesaikan masalah dan konflik sosial, melemahnya harga diri dan kedaulatan sebagai bangsa dan negara merdeka, kekayaan dan aset-aset negara yang dijual kepada pihak asing, dan berbagai masalah krusial lainnya seperti kemiskinan, penjualan manusia, pengangguran dan sebagainya.
Berbagai krisis tersebut dalam aspek tertentu menunjukkan bahwa bangsa Indonesia tengah menghadapi krisis visi dan karakter kebangsaan. Bangsa ini, sebagaimana ditunjukkan oleh para elit dan warganya kehilangan pijakan dan orientasi nilai dalam sikap dan tindakannya. Tindakan-tindakan yang berpijak pada nilai benar-salah, baik-tidak baik, pantas-tidak pantas sering dikalahkan oleh orientasi serba kegunaan dan kepentingan. Selain itu terdapat pula kecenderungan lemahnya karakter para elit yang kehilangan ketegasan sikap dalam menghadapi pihak asing dan dalam menyikapi berbagai persoalan untuk memertahankan prinsip menjaga martabat bangsa. Lebih jauh lagi, bangsa ini seolah-olah tengah kehilangan arah tentang masa depannya sehingga menjauh dari cita-cita luhur kemerdekaan sebagaimana diletakkan oleh para pejuang dan pendiri bangsa ini.
Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam yang berkiprah di lapangan dakwah dan tajdid tidak boleh tinggal diam dalam menghadapi krisis visi dan karakter bangsa tersebut. Muhammadiyah perlu menjawab persoalan-persoalan krusial bangsa, khususnya menyangkut ikhtiar membangun visi dan karakter bangsa, sehingga bangsa ini benar-benar mengetahui arah masa depannya dan memiliki kepribadian yang berbasis akhlak mulia menuju terwujudnya peradaban yang dicita-citakan. Muhammadiyah dengan pengalaman sejarah yang panjang dan berkomitmen tinggi pada pembangunan cita-cita kebangsaan dituntut peran aktifnya untuk membangun kembali visi dan karakter bangsa ini di tengah pergulatan bangsa-bangsa lain yang semakin maju. Dengan demikian, Muhammadiyah secara obyektif mampu mewujudkan nilai-nilai Islam yang didakwahkannya sebagai rahmatan lil ‘alamin bagi bangsa Indonsia tercinta ini. Atas dasar inilah maka Tanwir Muhammadiyah tahun ini mengangkat sebuah tema, yaitu:
“MUHAMMADIYAH MEMBANGUN VISI DAN KARAKTER BANGSA”

Tidak ada komentar: